Keputusan Sulit

Hal ini selalu membuat langkahku berhenti
Hal yang selalu mengikatku dengan erat
Tanpa memberi waktu atau kesempatan
Untukku, untuk berpikir

Pilihan yang memaksa
Membuatku lelah memilih
Membuatku lelah berpikir
Untuk menentukan salah satu diantara kalian

Apakah aku harus selalu membuang waktu?
Hanya untuk memikirkan kalian
Aku berharap mempunyai sesuatu
Yang bisa membuatku memutuskan

Malangnya, aku memang harus berhenti
Dan menghadapinya
Karena seorang laki-laki sejati
Harus bisa memutuskan keputusan yang sulit


By: Blue(Adam)
Adhimas Aulia Muhammad

Ibu Kartini

Hai bunda
Hari ini hari ulang tahunmu
Sayang...
Engkau terbaring terlalu lama
Tidak bisa bangun dan merayakan ulang tahunmu

Atau mungkin
Sebaiknya kau tetap tidur
Aku sedikit malu
Karena teman-temanku
Masih belum sadar
Kalau hari ini ulang tahunmu

Hari ini
Tidak semeriah tujuh tahun yang lalu
Memakai baju tentara
Berparade ria di jalan raya

Mungkin teman-temanku
Dan remaja-remaja lainnya
Sudah mulai lupa
Akan perjuanganmu

Maklum

Mereka tidak merasakan perjuanganmu
Mereka disini
Hanya berjuang melawan korupsi
Dan melakukan pergerakan reformasi

Tetap tidur tenang

Mudah-mudahan
Hari ini
Masih di peringati
Hingga di masa depan nanti

Selamat Hari Kartini 21 April 2010

By: Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Belum Cukup

Dunia ternyata amat luas
Amat buas...
Dan penuh pernik yang slimuti dunia

Aku tak sadar
Dan sama sekali tak beredar
Mengitari isi dunia
Mencari sesuatu yang bermakna
Dan tak kulakukan itu semua

Dan dengan puas
Aku bersantai di tempatku
Hanya tertawa menunggu

Aku masih harus menaikki gunung
Berlatih terdiam merenung

Masih belum
Belum cukup ini semua

Sungguh tak sadar
Ketika rangkaian kata kusebar
Dan semua isi hati kutebar
Tapi sungguh tanganku masih gemetar
Walau dengan raga yang kekar

Tetap saja...
Semua itu tak cukup

Tak cukup kuat
Untuk memegang pensil dengan erat
Walau mungkin bayang terasa
Tapi semua ini
Bagai goresan kecil tak bermakna

By: Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Letih

Letih… diriku berdiri dibawah matahari
Dan menunggumu kembali
Perasaan kangen ini memenuhi sanubari
Sejak kau melangkah pergi

Ku ditemani matahari senja
Dia menyinariku, seakan ingin terus menemaniku
Menunggunya untuk kembali padaku

Hingga raga ini mati
Hingga jiwa memaksa dirimu untuk kembali
Sampai engkau datang
Walau umurku sudah tak terbilang

Perjalanan Tanpa Sahabat

Perjalananku
Dilalui tanpa arti
Dengan mimpi-mimpi
Yang berharap akan dipeluk tuhan

Kesepian dan kesedihan
Selalu datang dan menyergap
Membuatku jatuh
Hingga tak dapat bangkit

Haruskan aku
Mencari seseorang
Tempatku menumpahkan rasa
Suka dan dukaku

Diriku melayang
Mengikuti sepoi angin
Tanpa ketetapan
Tanpa pendirian

Hingga ku temukan seseorang
Yang dapat aku kenal
Dan dekat dengaku
Seseorang itu, bernama sahabat

By: Blue(Adam)
(Adhimas Aulia Muhammad)

Secangkir Teh Hangat

Kupandangi awan
Gelap, kelam, tanpa ada rasa bahagia sedikitpun
Tetes hujan mulai membasahi raga
Seperti awan yang sedang menangis

Di teras rumah
Ku hanya ditemani secangkir teh hangat
Dan beberapa melodi indah
Yang menyejukkan sanubari

Tak terasa
Sepuluh tahun yang lalu
Kita bertemu tepat di gubuk kecil ini

Sekarang dirimu sudah pergi
Terbang menuju langit tertinggi
Walau aku tahu langit tak berbatas

Aku harap aku bisa memandangimu lagi
Seperti sekarang mau memandangiku dari atas
Aku ingin memelukmu
Ingin menciptakan kehangatan tersendiri untukku
Selain secangkir teh yang hangat

By: Blue(Adam)
(Adhimas Aulia Muhammad)

Lulusku Karena....

Suatu hari aku bertanya-tanya, apakah hal terpenting yang dapat membuatku dapat lulus sekolah, Aku mulai melakukan pencarian, pemikiran, dan penulusuran.

Aku menuju ke plaza, semua terasa sunyi tak berisi, suasana hampa membuka mata, hanya beberapa orang yang masih berkumpul, membentuk lingkaran dan membicarakan halnya masing-masing. Ku duduk di bangku coklat dan menatap jam bulat berwarna abu bergerak seakan tarsus menemani kesepian hatiku, detik demi detik yang pergerakannya membuat detakan yang jika di fokuskan dapat membuat ketukan irama. Lalu sesaat aku terfikiri apakah jam ini adalah bagian terpenting penentu kelulusan, karena andai saja jika jarum panjang jam ini menunjukkann angka lebih dari angka 6 pada saat pukul 6 pagi, maka aku akan terlambat dan otomatis nilai ku akan turun karenanya, dan jika nilaiku turun berarti aku tidak lulus, jadi aku yakin jam ini adalah penentu kelulusan.

Keesokan harinya aku datang terlambat dan aku menyadari hal itu benar, jam itu adalah penentu kelulusan!, lalu saat pulang sekolah, aku ambil jam itu dan kusembunyikan di tempat yang aman.

Beberapa hari kemudian aku datang terlambat dan aku beralasan bahwa tidak ada bukti aku terlambat, dan kutunjuk lokasi awal jam utama yang ku sembunyikan, “tuh kan, mana buktinya?”, lalu pak guru segera menyodorkan jam tangannya, tanpa berkata apapun, aku menyadari bahwa jam itu bukan penentu kelulusan, dan pada pulang sekolah, aku kembalikan ke tempat asalnya.

Pada hari berikutnya aku mulai penasaran kembali, dan aku mulai pencarianku kembali tentang hal penentu kelulusan, ketika ku sedang berfikir sambil berjalan, aku hamper saja menginjak buku matematika yang ada tiga bekas pijakan sepatu pada sudut yang berbeda, lalu aku mendapat pemikiran, bahwa buku sekolah ini, adalah penentu kelulusan, karena tanpa buku ini, kita tak pernah dapat belajar.

Lalu keesokan harinya, aku menemui sahabatku dan memamerkan gagasanku mengenai penentu kelulusan, “eh, gw tau penentu kelulusan, buku! Tanpa buku kita g bisa blajar”, sahabatku menjawab “hahaha, coba pikir deh, kenapa ada guru kalo buku aja udah cukup?”, mukaku langsung memerah malu dan aku langsung diam.

Aku langsung merundingkan bersama sahabatku, “aduh.. apa ya penentu kelulusan, hmm, oh iya! Orang tua, tanpa orang tua kita g bakal bisa, tanpa doanya kita g pernah bisa juga, jadi pasti orang tua kita penentu kelulusan”, sahabatku tertawa “hahaha, aduh gimana sih, kenapa coba mikir jauh-jauh, emang bener sih, doa orang tua itu emang penting, tapi ada yang lebih penting”,”hah? Emang apa?”, sahabatku menunujuk ke hulu hatiku “kamu sendiri, aduh, kamulah penentu kelulusan, semua ada pada dirmu sendiri, dirimu lah segalanya”

By:Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Rasa Tak Berasa

Kadang ku merasa salah
Merasa semua serba susah
Semuanya disertai amarah
Bagai mulut tanpa lidah

Ku coba mencari
Apa yang seharusnya ku cari
Yang hilang dari dalam diri
Atau ada tapi tak pernah berarti

Perasaan ini menjadi satu
Sepi, sedih, rindu
Aku tak tahan untuk semuanya
Begitu susah untuk membendungnya

Pohon rindang tersambar petir
Hati kokoh tampak getir
Bukit tinggi terselubung awan hitam
Hati cerah berselimut kabut kelam

Berjalan dalam cahaya remang
Tergelincir kedalam jurang
Terasa melayang dalam batu karang
Tak kata hati menampak senang

Sungguh bingung
Perasaan yang menjadi canggung
Bagai menjadi patung
Yang tiap malam meraung-raung

Seiring waktu menemani
Membuatku semakin menyadari
Cinta bukan untuk disimpan
Cinta ada untuk diungkapkan

By:Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)