Syair Langit Bertabur Mimpi

Ku bersandar termenung menunggu
Menatap langit hitam kelabu
Menunggu bintang gemintang bersatu
Membentuk kumpulan rasi waluku

Kutatap dimana langit berada
Yang mulai tebarkan pesona
Pancarkan cahaya merah saga
Menyambut malam penuh warna

Terbaring di atas rerumputan
Memandang langit hitam menawan
Dengan sepercik cahaya rembulan
Serta jutaan mimpi dan harapan

Nyanyian merdu bintang gemintang
Menguraikan helaian rasa
Di bawah langit nan cerah
Bermandikan cahaya rembulan

Suasana remang malam hari
Rasa sunyi penuh harmoni
Ku lukis semua dalam puisi
Di bawah langit bertabur mimpi

By: Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Pertemuan

Ku Susuri jalan penuh kenangan
Dimana banyak daun berguguran
Meninggalkan banyak kesan
Dibalik semua angan

Sungguh tak disangka
Ku bertemu dengan dirinya
Dia yang sudah pergi lama
Kini didepanku berdua saja

Tatap mata tak terelakkan lagi
Mencoba mengatakan kata yang pasti
Tapi kata itu hanya di hati
Tak bisa kukeluarkan sepenuh hati

Dia tak punya banyak waktu
Sama seperti diriku
Aku melambai dan pergi dengan ragu
Bagai api yang menjadikannya abu

By: Blue(Adam)
(Adhimas Aulia Muhammad)

Dear Luqman

Tak kusangka waktu cepat berlalu
Semua tampak sangat kelabu
Cepat menghilang seperti serpihan abu
Menghilang satu persatu
Menghilang tanpa jejak ke dunia yang baru

Teman...
Perjalanan ini harus kita lanjutkan
Walaupun derita kita rasakan
Tetapi itulah sebuah kehidupan

Mungkin kata berpisah masih terasa susah
Tapi harus kita teruskan tanpa resah
Lanjutkan tanpa menyerah
Hadapi dengan ramah
Yakinlah pada semua masalah
Akan selalu ada hikmah

Esok hari
Ketika mentari termenung menanti
Esok pagi yang mati
Semua sunyi
Menanti teman baik kita
Pergi ke bandara
Melambai penuh derita
Tersenyum penuh luka

Hari ini disini
Kami termenung menanti
Menanti esok pagi yang berbeda
Tanpa teman kita tercinta
Tapi...
Kuyakin teman kita ini
Pasti kan selalu hadir disini
Di dalam relung hati
Menghiasi tiap pagi
Dengan percikan sanubari
Dan tujuh warna pelangi

Selamat tinggal teman
Selamat menjalani hidup baru
Di dunia yang baru
Jangan lupakan kami
Yang kan selalu menemani
Di dalam sini
Di dalam hati sanubari

*Dari Angkatan 8

Bunga Musim Semi

Ribuan bunga indah mulai bersemi hari ini
Setelah musim dingin yang mencekam hati
Dengan rasa sepi
Dingin tak berhati
Tapi semua itu telah usai
Berbagai bunga pancarkan mahkota
Berlomba pancarkan pesonanya
Pada ribuan kupu-kupu
Yang hanya datang dan lalu

Satu kupu-kupu kesepian dan kepanasan
Merindangkan sayapnya
Terdiam sejenak meringankan sayapnya
Dibawah bunga penuh jiwa

Tampak biasa
Semua biasa dari atas sana
Semua indah mempesona

Tapi semua berbeda dari bawah sini
Berbagai bunga penuh arti
Tiap senti bunga bersemi
tak sama jiwa dan hati

Kulihat dari atas sana
Ku sekarang bisa tau
Bunga mana yang tepat
Tepat untuk hati ku

Ingin ku datangi
Ku petik bunga ini
Hanya satu...
Dari beribu-ribu bunga yang ada
Yang cantik jelita
Hanya satu...
Yang tepat di dalam rumahku
Yang slalu ku taruh di jendela hatiku.

By: Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Kisah si Tikus Mungil

Puisi ini
Bercerita tentang seekor tikus
Tikus kecil mungil tak berdosa

Suatu hari
Tikus ini berjalan ke kantor
Tersenyum tawa melihat manusia
Yang mengira tak akan terkena dosa

Mungkin kolusi
Atau korupsi
Tapi percuma lagi pula
Semua hanya tulisan belaka
Sekedar basa basi
Untuk menguatkan hati negri

heh...
ada-ada saja

Yang terbukti
Hanya datang dan tertawa
Dengan separuh uang kecil
Dibanding dengan uang rakyat mungil
Kalo akhirnya kena pun
Tak jauh dari hotel bintang lima
Atau tak berbintang?
Mungkin di sembunyikan di belakang
Tulisan penjara itu...
Tampak tak bermakna

Tikus kecil tertawa
Penjara dengan jeruji hitam
Menjadi penjara dengan pusat spa
Atau apalah namanya

Mungkin seperti itu
Kelakuan negeriku

Tak ada yang tahu
Hanya bisikan?
Atau kenyataan?

heh...
Hanya tikus kecil ini yang tahu

By: Black

Beranda Kakek

Mungkin dulu
Ketika kakek masih muda
Kakek-kan berkata

Beranda rumah depan
Membuatku berangan-angan

Heh...
Andai ku punya beranda ku sendiri
Aku kan duduk di kala pagi
Meminum teh hangat
Menikmati sejuknya suasana
Menghirup teh beraroma
Hidup penuh nuansa

Andai ku punya beranda ku sendiri
Aku tak akan susah-susah mencari
Tempat duduk goyangku nanti
Dan walaupun setiap mata kan memandang
Aku tak perlu takut ataupun malu
Karena mereka melihat keriput tua
Dalam hati ku kan selalu berkata
"Setidaknya ku menikmati arti dunia"

Andai ku punya beranda ku sendiri
Mungkin nanti langit kan merah merona
Bagai turut berduka
Karena aku kan meninggalkan dunia
Tapi aku punya sebuah beranda
Dimana sanak keluarga kan menemukanku
Duduk dengan senyum bahagia
Bersandar penuh tanda
Terdiam menutup mata.

By: Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Keputusan Sulit

Hal ini selalu membuat langkahku berhenti
Hal yang selalu mengikatku dengan erat
Tanpa memberi waktu atau kesempatan
Untukku, untuk berpikir

Pilihan yang memaksa
Membuatku lelah memilih
Membuatku lelah berpikir
Untuk menentukan salah satu diantara kalian

Apakah aku harus selalu membuang waktu?
Hanya untuk memikirkan kalian
Aku berharap mempunyai sesuatu
Yang bisa membuatku memutuskan

Malangnya, aku memang harus berhenti
Dan menghadapinya
Karena seorang laki-laki sejati
Harus bisa memutuskan keputusan yang sulit


By: Blue(Adam)
Adhimas Aulia Muhammad

Ibu Kartini

Hai bunda
Hari ini hari ulang tahunmu
Sayang...
Engkau terbaring terlalu lama
Tidak bisa bangun dan merayakan ulang tahunmu

Atau mungkin
Sebaiknya kau tetap tidur
Aku sedikit malu
Karena teman-temanku
Masih belum sadar
Kalau hari ini ulang tahunmu

Hari ini
Tidak semeriah tujuh tahun yang lalu
Memakai baju tentara
Berparade ria di jalan raya

Mungkin teman-temanku
Dan remaja-remaja lainnya
Sudah mulai lupa
Akan perjuanganmu

Maklum

Mereka tidak merasakan perjuanganmu
Mereka disini
Hanya berjuang melawan korupsi
Dan melakukan pergerakan reformasi

Tetap tidur tenang

Mudah-mudahan
Hari ini
Masih di peringati
Hingga di masa depan nanti

Selamat Hari Kartini 21 April 2010

By: Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Belum Cukup

Dunia ternyata amat luas
Amat buas...
Dan penuh pernik yang slimuti dunia

Aku tak sadar
Dan sama sekali tak beredar
Mengitari isi dunia
Mencari sesuatu yang bermakna
Dan tak kulakukan itu semua

Dan dengan puas
Aku bersantai di tempatku
Hanya tertawa menunggu

Aku masih harus menaikki gunung
Berlatih terdiam merenung

Masih belum
Belum cukup ini semua

Sungguh tak sadar
Ketika rangkaian kata kusebar
Dan semua isi hati kutebar
Tapi sungguh tanganku masih gemetar
Walau dengan raga yang kekar

Tetap saja...
Semua itu tak cukup

Tak cukup kuat
Untuk memegang pensil dengan erat
Walau mungkin bayang terasa
Tapi semua ini
Bagai goresan kecil tak bermakna

By: Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Letih

Letih… diriku berdiri dibawah matahari
Dan menunggumu kembali
Perasaan kangen ini memenuhi sanubari
Sejak kau melangkah pergi

Ku ditemani matahari senja
Dia menyinariku, seakan ingin terus menemaniku
Menunggunya untuk kembali padaku

Hingga raga ini mati
Hingga jiwa memaksa dirimu untuk kembali
Sampai engkau datang
Walau umurku sudah tak terbilang

Perjalanan Tanpa Sahabat

Perjalananku
Dilalui tanpa arti
Dengan mimpi-mimpi
Yang berharap akan dipeluk tuhan

Kesepian dan kesedihan
Selalu datang dan menyergap
Membuatku jatuh
Hingga tak dapat bangkit

Haruskan aku
Mencari seseorang
Tempatku menumpahkan rasa
Suka dan dukaku

Diriku melayang
Mengikuti sepoi angin
Tanpa ketetapan
Tanpa pendirian

Hingga ku temukan seseorang
Yang dapat aku kenal
Dan dekat dengaku
Seseorang itu, bernama sahabat

By: Blue(Adam)
(Adhimas Aulia Muhammad)

Secangkir Teh Hangat

Kupandangi awan
Gelap, kelam, tanpa ada rasa bahagia sedikitpun
Tetes hujan mulai membasahi raga
Seperti awan yang sedang menangis

Di teras rumah
Ku hanya ditemani secangkir teh hangat
Dan beberapa melodi indah
Yang menyejukkan sanubari

Tak terasa
Sepuluh tahun yang lalu
Kita bertemu tepat di gubuk kecil ini

Sekarang dirimu sudah pergi
Terbang menuju langit tertinggi
Walau aku tahu langit tak berbatas

Aku harap aku bisa memandangimu lagi
Seperti sekarang mau memandangiku dari atas
Aku ingin memelukmu
Ingin menciptakan kehangatan tersendiri untukku
Selain secangkir teh yang hangat

By: Blue(Adam)
(Adhimas Aulia Muhammad)

Lulusku Karena....

Suatu hari aku bertanya-tanya, apakah hal terpenting yang dapat membuatku dapat lulus sekolah, Aku mulai melakukan pencarian, pemikiran, dan penulusuran.

Aku menuju ke plaza, semua terasa sunyi tak berisi, suasana hampa membuka mata, hanya beberapa orang yang masih berkumpul, membentuk lingkaran dan membicarakan halnya masing-masing. Ku duduk di bangku coklat dan menatap jam bulat berwarna abu bergerak seakan tarsus menemani kesepian hatiku, detik demi detik yang pergerakannya membuat detakan yang jika di fokuskan dapat membuat ketukan irama. Lalu sesaat aku terfikiri apakah jam ini adalah bagian terpenting penentu kelulusan, karena andai saja jika jarum panjang jam ini menunjukkann angka lebih dari angka 6 pada saat pukul 6 pagi, maka aku akan terlambat dan otomatis nilai ku akan turun karenanya, dan jika nilaiku turun berarti aku tidak lulus, jadi aku yakin jam ini adalah penentu kelulusan.

Keesokan harinya aku datang terlambat dan aku menyadari hal itu benar, jam itu adalah penentu kelulusan!, lalu saat pulang sekolah, aku ambil jam itu dan kusembunyikan di tempat yang aman.

Beberapa hari kemudian aku datang terlambat dan aku beralasan bahwa tidak ada bukti aku terlambat, dan kutunjuk lokasi awal jam utama yang ku sembunyikan, “tuh kan, mana buktinya?”, lalu pak guru segera menyodorkan jam tangannya, tanpa berkata apapun, aku menyadari bahwa jam itu bukan penentu kelulusan, dan pada pulang sekolah, aku kembalikan ke tempat asalnya.

Pada hari berikutnya aku mulai penasaran kembali, dan aku mulai pencarianku kembali tentang hal penentu kelulusan, ketika ku sedang berfikir sambil berjalan, aku hamper saja menginjak buku matematika yang ada tiga bekas pijakan sepatu pada sudut yang berbeda, lalu aku mendapat pemikiran, bahwa buku sekolah ini, adalah penentu kelulusan, karena tanpa buku ini, kita tak pernah dapat belajar.

Lalu keesokan harinya, aku menemui sahabatku dan memamerkan gagasanku mengenai penentu kelulusan, “eh, gw tau penentu kelulusan, buku! Tanpa buku kita g bisa blajar”, sahabatku menjawab “hahaha, coba pikir deh, kenapa ada guru kalo buku aja udah cukup?”, mukaku langsung memerah malu dan aku langsung diam.

Aku langsung merundingkan bersama sahabatku, “aduh.. apa ya penentu kelulusan, hmm, oh iya! Orang tua, tanpa orang tua kita g bakal bisa, tanpa doanya kita g pernah bisa juga, jadi pasti orang tua kita penentu kelulusan”, sahabatku tertawa “hahaha, aduh gimana sih, kenapa coba mikir jauh-jauh, emang bener sih, doa orang tua itu emang penting, tapi ada yang lebih penting”,”hah? Emang apa?”, sahabatku menunujuk ke hulu hatiku “kamu sendiri, aduh, kamulah penentu kelulusan, semua ada pada dirmu sendiri, dirimu lah segalanya”

By:Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Rasa Tak Berasa

Kadang ku merasa salah
Merasa semua serba susah
Semuanya disertai amarah
Bagai mulut tanpa lidah

Ku coba mencari
Apa yang seharusnya ku cari
Yang hilang dari dalam diri
Atau ada tapi tak pernah berarti

Perasaan ini menjadi satu
Sepi, sedih, rindu
Aku tak tahan untuk semuanya
Begitu susah untuk membendungnya

Pohon rindang tersambar petir
Hati kokoh tampak getir
Bukit tinggi terselubung awan hitam
Hati cerah berselimut kabut kelam

Berjalan dalam cahaya remang
Tergelincir kedalam jurang
Terasa melayang dalam batu karang
Tak kata hati menampak senang

Sungguh bingung
Perasaan yang menjadi canggung
Bagai menjadi patung
Yang tiap malam meraung-raung

Seiring waktu menemani
Membuatku semakin menyadari
Cinta bukan untuk disimpan
Cinta ada untuk diungkapkan

By:Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Gemerlap Langit Hitam

Hari ini malam yang indah
Malam sunyi tak berasa tak berhati
Tapi kata demi kata tetap tercurah
Kata demi kata yang menghiasi sanubari

Hari ini langit sedang cerah
Awan berbentuk segitiga mengandung tanya
Walaupun tak ada
Tertutup hitamnya langit malam ini

Hari ini bulan sedang ragu
Tampakkan separuh cahaya putih kelabu
Tetap hiasi langit
Walau banyak bintang yang menghimpit

Hari ini bintang sedang bersemangat
Berkumpul membentuk gugusan bintang orion
Memancarkan cahaya mungilnya
Menghiasi angkasa

Akhir ini langit malam terasa indah
Bagai sebuah lukisan
Yang tak perlu di beli untuk di nikmati
Sebagian berkah sang ilahi

Bagai merasakan sesuatu yang berarti
Menikmati sebuah kehidupan
Menjadikan rasa untuk yang tak berasa
Menjadikan sadar untuk yang masih samar

Ketika kulihat langit
Aku terasa sadar sesuatu yang pahit
Kalau aku di atas sini
Di atas setitik bintang kecil
Dari beribu-ribu bintang di angkasa.

By: Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Syair Langit Bertabur Mimpi

Ku berlari disaat senja, ketika matahari mulai berselimut menutupi cahayanya, ku berlari ke atas bukit tertinggi yang dihiasi bayang-bayang mataharu yang redup beranjak pergi. Dibawah pohon rindang yang bergoyang perlahan mengikuti ketukan angin sepoi-sepoi, dengan gitar tua yang kubawa dari rumah.

Ku berbaring di atas rumput hijau yang mulai hilang cahayanya dengan gitarku yang berada di sampingku, ku menunggu bintang-bintang yang bertabur mimpi menghiasi langit tinggi di angkasa, dan juga bulan biru muda yang perlahan menaiki tahta nya, dengan pancarkan cahayanya yang menyinari padang rumput di ujung bukit.

Ku tatap langit dengan bintang-bintang kecil yang menghiasi langit, suasana sepoi-sepoi dengan gemerlap cahaya kkota dibawah bukit, menurutku inilah tempat terindah untuk menatap langit ketika malam, aku bagai rasakan arti kehidupan, disinilah tempat terindah merasakan angin malam, dan juga ribuan bintang yang pancarkan cahayanya.

Ku ambil gitar coklat tua yang terlihat usang tetapi indah, ku mainkan sebuah lagu dengan sepenuh hati untuk membuat melody yang simfoni, membuat hati merasa tenang dan tentram. dan kudampingi kesunyian dengan lagu merdu yang diiringi cahaya rembulan yang membasahi seluruh bumi. Di tengah malam, dibawah langit bertabur mimpi...

By: Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Kenangan Usang

pada malam itu, aku hanya terdiam
hanya duduk dengan memikirkan hal dengan dalam
angin bersiul di telinga dan menemaniku
sunyi yang seakan mencekamku malam itu


aku yang bermandikan sinar bulan
tubuhku diam tak bergeming
sungguh menyedihkan
keadaanku ini

aku tidak tahu apa yang dipikirkannya
dia mengatakan kata-kata yang sangat menyakitkan
mungkin hanya "berpisah"
dimata mu memang biasa
dimata ku sungguh membunuh


walaupun aku terlihat santai
bibirku yang ku kulum senyum
tawa ku yang selalu menghiasi
tapi hatiku bagai dicabik dengan pisau


teringat dulu kenangan-kenangan
yang telah kita bina dan jaga
teringat dulu kenangan-kenangan
saat diriku menyatakan cinta

walau dulu kau katakan sayang
walau dulu kau katakan cinta
tapi kini itu tak ada lagi

aku hanya sendiri, di malam yang sunyi
Tapi aku bukanlah siapa-siapamu lagi
dan sungguh, aku masih sayang
walaupun kau tidak satu kata denganku


Dan kini
Aku hanyalah seorang anak
Yang selalu menulis kata demi kata
Di atas kertas yang rata dan hampa

By: Blue(Adam)
Adhimas Aulia Muhammad
22 Desember 2009

Cinta dan Waktu

Ada sebuah pulau dimana semua perasaan tinggal: Kebahagiaan, Kesedihan, Pengetahuan, dan semua yang lain, termasuk Cinta. Suatu hari diumumkan kepada semua perasaan bahwa pulau akan tenggelam, sehingga semua membuat perahu dan pergi. Kecuali Cinta.

Cinta adalah satu-satunya yang tinggal. Cinta ingin bertahan hingga saat terakhir.

Ketika pulau itu hampir tenggelam, Cinta memutuskan untuk meminta bantuan.

Perasaan Kekayaan melewati Cinta dalam sebuah perahu besar. Cinta berkata,
"Kekayaan, bisakah kau membawaku bersamamu?"
Kekayaan menjawab, "Tidak, aku tidak bisa. Ada banyak emas dan perak dalam perahuku. Tidak ada tempat untukmu disini."

Cinta memutuskan untuk bertanya Kesombongan yang juga lewat kapal yang indah. "Kesombongan, tolonglah aku!"
"Aku tidak bisa membantu kamu, Cinta. Kalian semua basah dan kotor sehingga akan merusak kapalku," Kesombongan menjawab.

Kesedihan itu dekat dengan begitu Cinta bertanya, "Kesedihan, biarkan aku pergi denganmu."
"Oh... Cinta, aku sangat sedih karena aku harus sendiri!"

Kebahagiaan yang disahkan oleh Cinta juga, tapi dia sangat bahagia sehingga tidak mendengar saat Cinta memanggilnya.

Tiba-tiba, ada suara, "Ayo, Cinta, saya akan membawa Anda." Itu adalah orang yang sudah tua. Cinta menjadi senang. Cinta bahkan lupa menanyakan nama orang tua itu. Ketika mereka tiba di tanah kering, orang tua itu pergi mencari tempat tinggal dan dengan cepat sudah pergi, sehingga Cinta merasa berhutang budi kepadanya

Cinta bertanya kepada Pengetahuan, orang tua yang lain, "Siapa yang tadi membantu saya?"
"Orang tua itu adalah Waktu," jawab Pengetahuan.
"Waktu?" tanya Cinta. "Tapi kenapa dia membantu saya?"

Pengetahuan tersenyum dengan penuh kebijaksanaan dan menjawab, "Karena hanya Waktu yang mampu memahami betapa berharganya Cinta itu."

By: Blue(Adam)
Adhimas Aulia Muhammad

Dandelion Tak bersenyum

Matahari bersinar terang
Setangkai Dandeelion ikut berdendang
Di ujung dinding jurang yang terbentang
Tetap senang...
Walau hanya hidup seorang

Tidak seperti aku
Yang kesepian dalam keramaian
Yang merasa kurang dalam kelebihan
Yang merasa sedih dalam rintih senyum

Kuyakin dunia sedang riang
Yang setiap saat selalu bersenang-senang
Tidak seperti di duniaku
Yang tandus dan gersang

Tak tahu sampai kapan
Seorang pemuda tak rupawan
Akan termenung sendirian
Tanpa pasangan

Yang bisa ia lakukan hanyalah menulis puisi
Yang setiap isinya menusuk hati
Mungkin sampai nanti
Ia akan terus menulis

Bunga Dandelion bersemi menawan
Bagai memberi sebuah harapan
Bagi seorang pemuda tak rupawan
Untuk terus menulis dibawah kelamnya awan
Bagai hari cerah tanpa sebuah senyuman.

By: Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

sepasang sayap kebebasan

kesepian
merasa kehilangan
seperti hanya merasa
yang hidup hanya separuh jiwa

seperti goyah
kehilangan satu sisi
ku tak menyadari
tapi terus merasa gundah

kini kusadari
aku bagai malaikat yang tak dapat terbang
bagai matahari yang tidak tergantikan malam
bagai adam yang tak mengenal hawa

dirimu itu
bagai pelengkap dari segala kekuranganku
mungkin kau tak tahu
bahwa aku mencintaimu

jadikan aku raja
di singgasana hatimu
dan sebagai sayapku
kemudian kita terbang
dengan berpelukan
satu sama lain


By: Blue(Adam)
Adhimas Aulia Muhammad
27 Februari 2010

Dilema Cinta

Ku bingung ada apa
Setiap orang bertegur sapa
Datang dan pergi tanpa rasa
Mungkin yang kubutuhkan adalah sebuah cinta

Tapi aku bukanlah bangsawan
Ataupun seorang pangeran
Aku hanyalah pemuda biasa
Yang terjerat dalam cinta

Aku bukanlah orang yang elok dilihat
Atau orang yang pandai beragam bahasa
Mungkin karena itu aku susah mendekat
Tapi aku akan terus mencoba

Mungkin aku tidak tinggi
Dan tidak cukup tinggi derajatnya
Tapi akan kutunggu sampai mati
Orang yang melihat dari hatinya

Mungkin aku bukan apa-apa
Tidak lebih dari sekedar siapa-siapa
Tapi kuyakin cinta masih ada
Tak terlihat tapi terasa

Mungkin ada waktuku
Ketika aku terus menunggu
ia Datang dengan senyum lugu
Dan kuyakin pasti ada masa itu

Dan aku akan terus menunggu
Menunggu...
Hingga akhir hayatku...

By: Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Tanpa Arah

Kadang ku berjalan lurus tanpa arah
Kadang ku melihat tanpa pandangan
Kadang ku melompat penuh amarah
Bagai semua tak punya tujuan

Kadang ku berfikir dunia amat luas
Kadang ku berfikir dunia tanpa alas
Kadang semua baik menyapa
Kadang semua buruk menerpa

Aku bahkan tak tahu untuk apa di dunia
Mungkin hanya untuk bertahan semata
Bagai hidup tanpa warna
Tapi semua itu sebelum kutemukan cinta

Ku berfikir hidup hanya bayang semu
Yang tak tahu kenapa tetap kutuju
Ku coba terus melangkah maju
Dengan sendal jepit warna biru

Hidup bagai dipampang kamera
Yang dapat mengetahui setiap langkah kita
Kadang senyum menghiasi
Kadang buruk menghampiri

Aku bahkan tak tahu kenapa menulis ini
Hanya terus melangkah maju
Mencoba dengan hati
Untuk sesuatu yang baru

By: Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Kesetiaan

ketika kesetiaan seseorang diuji
ketika seseorang harus memilih
di antara beberapa orang yang memikat hati
dan harus mengikrarkan sebuah janji

apakah itu sebuah cinta
yang membagi hatinya
untuk beberapa wanita
yang tak menjanjikan apa-apa

apakah itu sebuah sayang
ketika hati membayang
yang sekejap akan menghilang
karena wanita lain yang datang

cinta yang abadi
tak akan sekejap jadi
hanya dengan mata hati
kau akan dapat cinta sejati

By: Blue(Adam)
Adhimas Aulia Muhammad
20 Februari 2010

Jakarta Tak Selamanya Indah

Ini adalah sebuah karangan cerita pertama saya

Jakarta tak selamanya indah itulah judul karangan ini, banyak orang mengatakan Jakarta itu indah,tempatnya enak,nyaman,modern,dll tapi dibalik semua itu Jakarta memiliki suatu kepribadian yang berbalik dengan semua yang disebutkan tadi, ini adalah sebuah cerita yang mengungkapkan bahwa banyak hal yang memang indah, tapi darimana kamu tahu bahwa ha; itu indah sebelum kamu melihat keburukan yang tersembunyi didalam hal itu, dari ide itu saya membuat karangan cerita ini sambil mengisi waktu, berikut cerita karangan saya.


Cerita ini bermula pada suatu desa, tinggallah dua orang bernama udin dan Sulaiman, mereka selalu bersekolah bersama, bermain bersama, pulang dan pergi bersama, tapi yang pasti mengerjakan soal ulangan tidak bersama, mereka sahabat dekat, tapi akhir-akhir ini sulaiman sedih karena sahabatnya udin selalu membicarakan Jakarta ketika mereka bermain bersama.

“Eh,man kata kamu Jakarta itu indah gak?” Tanya Udin kepada Sulaiman
“Ah,biasa aja, kan lebih enak disini dari pada disitu,emang kenapa sih?kok akhir-akhir ini kamu sering ngomongin Jakarta? Balas Sulaiman kepada Udin
“Gak papa sih,tapi akhir-akhir ini kok aku ngerasa aku pengen banget ke Jakarta, di sana itu… indah,gemerlap cahaya,bagus, pokoknya sip dah.”jawab Udin dengan penuh semangat
“Iya kamu mikirnya yang enak-enaknya aja sih,coba pikirin sisi buruknya.”
“Ah gak ada tuh” jawab Udin tanpa pikir panjang
“Coba kamu pikirin, cara kamu kesitu gimana?naik karpet terbang?lw kira Aladdin.”
“Yah gimana ya,naik kereta kali.” Jawab Udin dengan bingung
“Dapet uang dari mana?”Tanya Sulaiman ke pada Udin
“Ehhh,gimana kalo kita naik kereta tapi gak bayar,diem-diem aja,gimana?atau bisa pake tabungan gw buat sekolah?”
“Gila lw,lw kira apa,eh kita ini bukan penjahat masa mau naik kereta kayak gitu,itu namanya..ah! pokoknya jangan deh,Jakarta sudah meracuni otakmu,parah! Tobat lw,lagi pula kalo pake tabungan,mau bayar sekolah pake apa?”
“yah mau gimana lagi?”
“Ah!udahlah lupain tentang Jakarta, emang Jakarta itu indah tapi Jakarta itu letaknya jauh, belum tentu aman kalo di Jakarta, lebih baik disini, rumah kita sendiri,(kayak lirik lagu aja,lebih baik disini rumah kita sendiri~ ah udahlah lanjutin ceritanya)disini sejuk, disini enak walaupun fasilitasnya tak selengkap Jakarta tapi ada sesuatu yang Jakarta tak punya disini,masa di Jakarta ada sawah,lagi pula noh liat tipi di kantor lurah film ”si bolang” yang tempatnya di desa aja dapet penghargaan,makanya mending kamu lupain Jakarta.”
“Tapi tekadku sudah bulat,lonjong dan kotak, pokoknya aku ingin ke Jakarta”
“Terserah kamu lah din,pokoknya aku dah ngingetin kamu,jangan salahin aku kalau kamu diculik atau yang lainnya”

Setelah perdebatan panjang itu Udin segera pulang kerumah, membahas tentang keinginannya untuk pergi ke Jakarta.
“Tok,tok,tok” si Udin mengetuk pintu rumahnya
“Eh Ibu,masak apa bu?” Tanya Udin kepada Ibu
“Masak nasi” jawab Ibu
“Udin juga tau bu,maksud Udin masak lauk apa?”
“Ooo,bilang dong,masak ikan lele” jawab Ibu kepada Udn
“Asik,makan enak deh,hehehe,kayaknya bapak gak kebagian nih,Udin abisin ah”
“Pasti kebagian lah,punya Bapak udah Ibu simpen punya kamu ada di meja”
“Yah gak bisa makan banyak deh” Udin langsung cemberut
“Yah udahlah,makan aja tuh yang ada, jangan serakah gitu dong”jawab ibu sambil menasehati.
“Iya,iya Udin minta maaf” lalu Udin makan dengan cemberut

Tiba-tiba setelah Udin makan dia mendengar suara ketukan pintu,lalu Udin membukakannya,ternyata itu Bapaknya yang pulang setelah bekerja di ladang.

“Silahkan masuk pak” udin menyambut Bapaknya
“Tumben amat baik kayak gitu,kesambet apaan?”
“Kesambet?enggak lah pak ini kan ekspresi seorang anak yang senang melihat bapaknya pulang setelah bekerja”padahal Udin sedang baik kepada Bapaknya agar diperbolehkan ke Jakarta.
“Hahaha,makasih sudah menyambut bapak”

Ditengah menemani makan Bapaknya Udin perlahan-lahan menyinggung Jakarta pada pembicaraanya.

“Pak,bapak pernah ke Jakarta belum?” Tanya Udin kepada Bapaknya
“Belum,emang kenapa?”Tanya Bapaknya kepada Udin
“Ya gak papa sih,eh tapi Jakarta itu indah ya pak”
“Enggak juga”jawab Bapaknya
“Masa sih, kok pada bilang gitu ya,tadi Sulaiman,sekarang Bapak, ngomong-ngomong pak boleh gak kita ke Jakarta?pliss”Tanya Udin sambil memohon
“hah!ke Jakarta? Buat apa?”Tanya Bapak dengan kaget
“Ya buat lihat pemandangan Jakarta”jawab Udin
“Pertama naik apa?kedua dapet uang dari mana?ketiga mending disini, biaya untuk kesana mahal,biaya itu bisa kita pake buat makan kita selama sebulan,coba pikirin mengikuti kata nafsu bisa buat kita gak makan”
“Tapi aku dah pengen banget aku dah mikirin ini selama satu bulan”
“Apa yang kamu pikirin?kalo kamu mikir pasti tau betapa biaya kesana itu mahal, bolak-balik dari Jakarta kesini,yang kamu pikirin itu Cuma indahnya doing!kamu gak mikirin kehidupan keluarga,coba kamu pikirin itu,sekarang bapak udah capek, bapak mau tidur”
“Ah!kalo bapak gak mau ikut,yaudah Udin aja sendiri yang pergi kesana!” Udin mulai kesal dengan orang sekelilingnya yang tak sependapat dengan dirinya.
“Terserah!”Jawab bapaknya yang kesal yang tak bisa mengendalikan emosinya setelah bekerja,pagi dan malam dan ditambah lagi anaknya yang bersikeras ingin pergi kejakarta

Akhirnya besok paginya Udin nekad pergi kejakarta,pada saat jam 2 pagi Udin dengan segera menulis surat sebelum pergi ke Jakarta,suratnya berisi

“Pak,Bu,Udin udah gak bisa nahan diri untuk pergi kejakarta, oleh karena itu Udin mau pergi kejakarta,Udin tinggalkan surat ini untuk Bapak dan Ibu agar Bapak dan Ibu udah gak perlu nyari Udin lagi,sekarang Udin pergi ke Jakarta sendiri karena bapak dan Ibu enggak mau nemenein Udin,Udin naik kereta dan biayanya dapet dari tabungan Udin,Udin pecah tabungan Udin buat berangkat dan pergi dan juga untuk makan disana,semoga Bapak dan Ibu sehat selalu,Udin Cuma dua hari disana. Tertanda Anak mu tersayang Udin”

Udin memasukkan barang-barangnya dahulu juga uang tabungannya yang ia simpan dibawah tempat tidurnya dan Udin pun berangkat ke stasiun kereta api,ia membeli tiket dan ia pun segera pergi ke Jakarta,ia membeli peta Jakarta di stasiun kereta, ia berputar-putar ke Jakarta.

Dilain tempat bapaknya sedih dan menyesal telah membentak dan membiar anak satu-satunya ke Jakarta,Bapaknya kira Udin hanya membentak saja,tapi ia benar-benar pergi ke Jakarta dan sekarang si Udin sudah di Jakarta.

“Wah!,Jakarta bagus sekali banyak gedung-gedung tinggi, banyak kendaraan bermotor, modern sekali,ada Monas juga, ramai orang pula,wah”Udin kagum melihat keindahan Jakarta

Setelah berputar-putar Jakarta,hari pun semakin larut

“Waw,indahnya Jakarta, gemerlap cahaya lampu menerangi Jakarta gak kayak di kampung, gelap” ia berjalan-jalan memandangi lampu-lampu yang bertebaran di Jakarta
“Tapi kayaknya ada sesuatu,apa ya?firasatku juga buruk”

Udin tidak tahu bahwa ada yang mengamatinya dari tadi di belakangnya,tapi ketika ia menoleh kebelakang tidak ada apa-apa.

“Ah,gak ada apa-apa,jalan lagi ah”

Tapi ia tidak tahu bahwa ia telah di buntuti sejak tadi,tiba-tiba pada saat Udin memasuki jalan yang agak sepi dari belakang muncul penjahat yang ingin menangkap Udin,ternyata penjahat itu berhasil menculik Udin.

“Hahaha,anak kecil berkeliaran di Jakarta sendirian,lebih baik aku jual dia,aku bisa dapat keuntungan yang banyak,hahaha,anak kecil besok kau akan ku jual sekarang kau akan kutempatkan dalam gudang,hahaha” ternyata sang penjahat ingin menjual Udin!
“Ampun pak,eh maksudnya om,eh maksudnya,mas,ya apalah ,jangan jual saya, saya kurus pak,gak laku deh pak,eh maksudnya om,eh maksudnya mas,ya apalah,mending cari korban lain aja,jangan saya”
“Bodo amat mau segentong kek mau sepentolan korek api kek,juga gak papa”

Pada malam harinya si Udin di gudang menyesal kerena tidak memperhatikan omongan temannya,dan omongan bapaknya,sekarang Udin tau bahwa Jakarta tak selamanya indah tetapi penyesalan selalu datang terakhir, Udin sudah terlanjur di culik, yang Udin bisa lakukan sekarang hanyalah berdoa dan berdoa kepada tuhan yang maha kuasa.

Keesokan harinya

“Heh anak kecil,apakah kau sudah siap untuk dijual?” Tanya sang penjahat kepada Udin
“…”sambil menghela napas panjang Udin hanya pasrah akan dijual

Tapi tiba-tiba dari kejauhan ia melihat dua sosok orang yang dia kenal dan bersama polisi,

“Apakah aku bermimpi?Bapak?Sulaiman?” sambil mengusap matanya
“Sudah kubilang jangan ke Jakarta begini nih akibatnya” jawab Sulaiman
“Lebih baik kau dengarkan omongan sahabatmu nak” jawab Bapak menasehati Udin
“Tapi,kenapa kalian ada disini?”
“Saya hanya ingin menolong sahabat saya yang ada dalam masalah,karena itu gunanya sahabat” jawab Sulaiman
“Dan Bapak hanya ingin menolong salah satu anggota keluarga yang keras kepala”

Tampaknya Sulaiman dan Bapak telah membuntuti Udin ke Jakarta mereka gelisah jika Udin terjadi apa-apa.

Dan tampaknya Udin perlahan meneteskan air matanya karena terharu bercampur rasa menyesal dalam dirinya.

“Bapak,Sulaiman, terima kasih ya,engkau memang seorang sahabat yang baik,dan Bapak adalah pemimpin keluarga yang baik,sekali lagi Udin ucapkan terima kasih,Udin tidak akan mengulang perbuatan ini lagi,Udin berjanji”
“Sudah-sudah, Bapak maafkan,lain kali jangan nekad gini lagi,ok”

Dan polisi itu pun menggiring penjahat itu ke penjara, sementara Udin kembali hidup bersama keluarganya dan sahabatnya yang selalu sabar menemaninya bermain bersamanya dan juga sabar mendengarkan ocehan-ocehan mimpi-mimpi nya.

Dikampung halamannya, di tempat yang lebih baik, walaupun tidak terlalu baik.

Tamat

By : Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Ketika Cinta Berkuasa

merpati mengepakkan sayapnya
keluar dari sarang
yang terus mengurung
menuju ke angkasa

kubuka mataku perlahan
tanpa isyarat dan kata
hanya cinta yang terasa
di hati yang dalam

malaikat cinta seakan membisikkan kata yang terindah
membuatku terbangun
bangkit dari kesuraman
dari jubah kesedihan

dulu alunan cinta
terus bermain ditengah mimpi
sekarang aku merasakkan
di dalam sadarku

cinta
seindah simphoni
selembut kapas
semurni air terjun surga

ku berharap
cintaku se kekal cinta adam dan hawa
cintaku tak akan pernah hilang
seperti merpati yang terus terbang
menyusuri cakrawala yang ada


By: Blue(Adam)
Adhimas Aulia Muhammad

14 Februari 2010, 06.00

Sepucuk Sanubari

Kudengar merpati turun dari kayangan
Membawa seutas harapan
Cinta
Dan kasih sayang

Melambai penuh tanda
Menguraikan bulu-bulu suci
Hinggap dengan penuh rasa
Dan penuh rasa cinta

Ketika kau tanya sebuah cinta
Ku jawab sebuah harapan
Penuh pengorbanan
Dan seluruh isi dunia

Oh, Indah nian semerbak cinta
Yang wanginya takkan terlupa
Yang selalu datang dan pergi
Bagai bahagia yang menyiksa

Kasih sayang yang penuh melodi
Yang selalu menghiasi sanubari di awal pagi
Yang bergelombang di tengah telaga murni
Dan mengiringi mimpi indah ku hari ini

Cinta untuk siapa saja yang ku cinta
Cinta untuk siapa saja yang ku minta
Cinta untuk siapa saja yang ku puja
Tapi cinta mungkin bukan yang ku punya

Demi daun kuning yang gugur di musim semi
Demi salju yang turun di musim dingin
Demi teriknya matahari yang bersinar di musim panas
Demi rintik air yang jatuh di musim hujan

Dan di semua musim
Kuyakin ada cinta
Dan ada rasa
Walaupun tak terlihat
Tapi terasa getarannya

Dan di setiap huruf
Di setiap kata
Di setiap ujung jari ku berhenti
Selalu ada cinta yang menemani

Aku tak peduli hari apa ini
Aku tak peduli Hari apa esok lusa
Karena ku yakin semua hari sama saja
Karena semua hari penuh cinta

Sungguh aku tak pandai
Tak cukup pandai untuk tulisan ini
Tapi cinta terus berbisik
Membisikkan kata demi katanya yang mencekik
Yang membuatku sulit untuk diam
Untuk menumpulkan pensilku yang masih tajam.

By: Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Langit Tanpa Batas

Gambaran indah di bawah langit
Sebuah pikiran pelukis senyum
Bagai semua telah usai

Itu dahulu
Sebelum ku melihat ke atas sana
Hingga tubuhku bergetar malu
Malu dari sikapku

Aku hanyalah tikus kecil
Yang bersembunyi dibawah tanah
Di dalam lubang hitam nan pekat
Dan semua itu cukup menurutku

Ketika aku mengangkat daguku tinggi-tinggi
Keluar dari lubang persembunyianku
Menatap langit biru
Beserta dataran indah di atas sana
Yang tertutup awan mendung
Yang hitam dan kelam

Kesombonganku telah berbisik lembut
Menyadarkanku telah sampai

Kukira perjalanan ku berakhir
Berakhir di tempat terindah
Dimana ku mencapai lubang tertinggi

Tapi aku sadar
Masih ada langit di atas langit
Bagaikan langit tanpa batas

Dan dasar langit
Itulah tempatku berada

Kata demi kata yang kuanggap emas
Kalimat demi kalimat yang kuanggap mutiara
Kini lebur berserakan

Masih banyak harus kulampaui
Masih tinggi tempat itu
Tempat yang lebih indah diatas sana

Dan bukan lubang ini
Timangan lubang tempatku bersandar
Buaian yang membuatku lupa
Di atas langit masih ada langit
Dan langit bukanlah batas
Batas dari perjalanan ini.

By: Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Bukan Maksudnya Menyindir

Bukan Maksudnya Menyindir
Dunia ini berputar searah porosnya
Tapi kok perbuatan kita tidak berjalan sesuai usia?

Bukan Maksudnya menyindir
Walaupun ada pemimpin
Tapi malah pemimpin yang dipimpin

Bukan maksudnya menyindir
Padahal hanya rumput yang bergoyang
Tapi kok Korupsi ikut berdendang

Bukan maksudnya menyindir
Padahal Kebohongan hanya hiburan
Tapi kok malah jadi pedoman?

Bukan maksudnya menyindir
Padahal penjara tempat menyesal
Tapi kok malah jadi tempat tinggal

Bukan maksudnya menyindir
Lidah di pakai sesuka hati
Tanpa pikir orang yang disakiti

Bukan Maksudnya menyindir
Karena jika anda tersindir
Brarti anda orang yang amatir

Bukan maksudnya menyindir
Koreksilah
Jangan marah-marah

Sekali lagi bukan Maksudnya menyindir
Saya hanya penulis
Yang menulis dikesempatan tipis

Dan tolong jangan tersindir
Karena ini hanyalah sebuah puisi
Yang ditulis dengan hati sepi.

By: Black

Hal Yang Paling Indah

Suatu Hari aku bertanya2 pada diri sendiri, apa sih hal yang paling indah?
lalu aku berfikir.
Hmm... Apa mungkin dengan menamatkan game aku bisa mendapat hal yang paling indah?
dan aku pun mulai bermain game sejak hari itu, aku terus bermain dari pagi sampai malam.

Orang tua ku cemberut melihat aku terus bermain game, tapi aku tidak memperdulikannya aku tetap fokus pada game, aku terus bermain dengan serunya tanpa henti dan tanpa menghiraukan orang tua-ku, ketika malam tiba orang tua ku mengajak makan malam bersama di ruang makan, tetapi dengan cepat aku langsung mengambil makanan dan membawanya ke depan game dan dengan cepat aku makan sambil bermain game.

Hari- hari ku berlalu dengan cepat karena aku terlalu banyak bermain game, dan nilai ku semakin turun, seperti air yang mengalir dengan cepat menuruni bukit, pada hari itu aku berhasil menamatkan game tetapi ada sesuatu yang aneh, aku tidak merasakan apapun tentang hal yang indah , malah sebaliknya aku merasa menyesal nilai ku terus turun, dan orang tua ku semakin cemberut.

Lalu aku berfikir "apa mungkin dengan mendapat juara kelasi aku bisa mendapat hal yang paling indah?"

aku terus belajar hari demi hari, nilai ku semakin naik bagaikan burung yang terbang ke angkasa, tetapi orang tua ku masih mengira aku masih bermain game, orang tua ku terus cemberut.

hari demi hari aku semakin merasakan aku bisa mendapat juara kelas, seminggu lagi ujian sekolah dan orang tua ku masih mengira aku masih bermain game.

Aku terus belajar dengan giat, dan dengan optimis aku terus belajar.

pada pagi hari sebelum ujian sekolah, aku bilang pada orang tua-ku, "ayah, ibu do'a kan aku, agar aku bisa mendapat juara kelas", ayah dan ibuku lalu menyalami ku, dan aku pergi kesekolah, pada waktu ujian aku mengerjakan soal dengan optimis, soal demi soal aku jawab dengan cepat, dan aku merasa optimis mengerjakan soal ujian ini.

3 minggu kemudian

hari ini adalah pengumuman nilai ujian dan juara kelas, orang tua ku menyaksikan ku pada saat pengumuman.
pada saat dibacakan siapa juara kelas, aku optimis akan mendapatnya, pada saat dibacakan, juara 3 bukan namaku, lalu juara 2 juga bukan namaku, didalam hati aku bicara "aku pasti juara 1" , dan saat dibacakan "dan Juara 1 adalah...", jantungku berdetak kencang,tetapi... setelah dibacakan namanya aku terkaget-kaget ternyata itu bukan namaku, aku langsung kecewa rasanya aku ingin menangis, aku telah belajar begitu giatnya, tetapi tetap aku bukan juara kelas, lalu aku datang ke orang tua-ku , "ayah,ibu maafkan aku, aku bukan juara kelas", lalu ayah-ku mengusap2 rambutku dan dia berbicara padaku "nak, tidak papa kamu bukan juara kelas, kamu telah belajar dengan giat, dalam hati bapak juara kelas bukanlah yang terpenting, tapi perjuangan-mu telah menjadi juara di hati ayah, kami berdua tau perjuangan kamu, mungkin kamu tidak tahu, tapi kami berdua tau" dan saat itu kedua orang tua ku tersenyum, dan sekarang aku sadar hal yang paling indah adalah ketika aku melihat sebuah senyuman di bibir kedua orang tua-ku.

By: Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Sendiri

Penyair itu terus menulis
Di bawah awan yang terus menangis
Menuliskan hal yang tragis

Mungkin itu masa lalu
Yang selalu terukir dengan pilu
Berharap dunia baru

Sendiri, menangkis tangis
Menyamar dengan senyum manis
Tapi keadaan tragis
Dengan semangat yang telah habis

Jika memang ada dunia baru
Dengan kau menungguku
Aku akan datang untuk mencarimu
Walau terus merelakan waktu
Untuk bertemu denganmu

by: Blue(Adam)
Adhimas Aulia Muhammad, Selasa 26 Januari 2010

Masihkah ada hari esok?

Enam gagak melepaskan cakar dari sangkarnya
Mengepakkan sayap ber-perban luka
Karena Perbuatan manusia-manusia pelempar kerikil
Yang melepaskan bulu demi bulu halusnya yang mungil

Lautan berdengkur keras
Rintik hujan semakin deras
Pijakan ini semakin tak teratur
Seperti tinta hitam ini
Yang semakin luntur

Gemuruh kilat pembelah langit
Menggetarkan hati malaikat penjaga
Menunggu sebuah keputusan sempit
Keputusan perintah dari yang kuasa

Masihkah ada hari esok?
Masihkah ada masa depan?
Masihkah ada sebuah sosok
Yang menatap langit di teras tua

Hati bertopeng keraguan
Dan berjubah ketakutan
Membayangi hari demi hari
Yang berisi mimpi tak berarti

Nafas yang mulai tersengal
Kening yang mulai berkerut
Pikiran yang mulai mengenal ajal
Menyertai semangat yang mulai surut

Sungguh
Keraguan ini tak terobati
Hanya sebuah pertanyaan yang mengganggu
Yang memandangi langkah demi langkahku di dalam hati

Hanya sepatah kata
Masihkah ada hari esok?



By:Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

A Story

A Story

Cerita ini menceritakan aku dan pacarku yang sedang pergi berwisata saat wisuda ke sebuah desa dipinggir pantai.

kami sangat menikmati perjalanan itu, pada pagi hari kami berkeliling desa dan bermain pasir di pantai, pada malam harinya kami bercerita bersama semalaman di depan api unggun yang menyala-nyala dan menghiasi pantai itu dengan suasana remang-remang, semua berjalan dengan lancar dan bahagia, pada malam hari sebelum pulang, pacarku mengenalkan alat musik bernama gitar yang pada masa itu belum tenar, pacarku memainkan sebuah lagu yang indah dan membuat aku terpesona dengan nada-nadanya.

Pertama kali aku bertemu pacarku adalah ketika aku pertama kali duduk di bangku universitas ketika kami sedang melakukan ospek. Pada saat itu ia sedang bingung mencari barangnya yang hilang tapi ia tetap tidak menemukannya lalu aku datangi dirinya dan aku langsung bertanya, “ada apa?” ia menjawab “aku sedang bingung mencari barang, aku takut sekali, kalau tidak bawa barang itu mungkin aku bisa dimarahin habis-habisan oleh ayahku”, “memang barang apa yang hilang?” aku bertanya, “sebuah dompet berisi Rp.500.000 untuk bayar uang sekolah”, aku terkaget-kaget karena 500.000 pada masa itu sangat besar, tapi aku melihat ke kanan dan melihat sebuah dompet berwarna hijau di pegang oleh kakak senior, aku langsung mendekati kakak senior dan berkata, “Maaf kak, itu dompet teman saya, boleh saya minta?”, “enak aja main langsung minta, mana teman kamu? Mau saya marahin itu anak, punya barang gak dijaga”, mendengar kata-katanya aku langsung merubah perkataanku, “maaf kak, maksud saya itu punya saya” , “oh jadi ini punya kamu? Kamu mau ngambil lagi?”, “iya kak”, ia menjawab “kalo gitu langsung ambil posisi push up, langsung aja push up 30 kali”, aku langsung mengerjakannya, dan setelah itu aku baru diberi dompet itu, tapi tampaknya perempuan itu sudah pergi entah kemana, aku langsung berlari mencari dia, tampaknya tidak ketemu, susah sekali mencari dia, karena semua perempuan di ikat 6 pita rambutnya.

Setelah pulang aku menemukannya sedang duduk di pinggir trotoar dengan muka sedih dan murung, aku langsung mendekatinya, “hei, kamu yang dompetnya tadi hilang kan?”, ia menjawab “iya, tapi aku masih sedih, dompetku belum ketemu sampai sekarang, aku harus bagaimana, uang 500.000 itu sangat besar”, “ah tak usah khawatir, dompetmu warna hijau?” aku bertanya, “iya!”, “kalau begitu, betul tidak ini dompetmu?” sambil menunjukkan dompet yang kutemukan, “iya betul!” ia menjawab dengan nada yang sangat ceria, dan tidak tahu kenapa mungkin dompet itu sangat berarti baginya ia langsung memelukku, hatiku berdebar kencang, mukaku tampaknya memerah, dan tubuhku terasa tak bisa bergerak, aku hanya terdiam, dan tampaknya aku jadi suka padanya, setelah kejadian itu setiap pulang sekolah, kami jadi sering pulang bersama, karena kebetulan rumah kami satu arah untuk pulang tapi rumah dia lebih jauh sedikit dari rumahku jadi aku mengantarnya pulang terlebih dahulu baru pulang ke rumahku, dan kami jadi semakin akrab, dan kami pun berpacaran, itulah ceritaku bertemu dengan pacarku, lanjut cerita.

keesokan harinya. Yah, mungkin kami sedikit sedih karena semua kesenangan-kesenangan terakhir saat sekolah sudah berakhir sampai disini, yah mudah-mudahan banyak reuni-reuni ketemuan lagi, jadi hubunganku dengan teman-temanku tidak putus sampai disini, setelah pulang nanti aku dan pacarku berniat untuk mengenalkan pacarku dan aku ke masing-masing orangtua kami, kami menyiapkan barang-barang kami untuk pulang, sambil kembali mengingat kenangan-kenangan wisata itu.


kami naik kereta untuk pulang, aku duduk disebelah pacarku dan saat itu aku sedang ingin ke toilet dan aku segera pergi ke toilet, saat itu kereta kami ada di tengah-tengah hutan yang gelap dan rimbun, sejak awal aku sudah merasakan firasat yang buruk mengenai perjalanan pulang, tapi aku menghiraukan firasat itu, pada saat sampai di toilet, tiba-tiba tidak disangka rel kereta api tersebut patah dan mengakibatkan kereta itu menabrak sebuah batu besar sehingga kereta itu mengalami kecelakaan yang membuat kereta itu terbelah dua, bagian depan dan bagian belakang, aku ternyata selamat dari kecelakaan, ketika itu juga aku segera keluar dari kereta dan terkejut melihat bagian kereta dibelakangku karena aku tidak melihat gerbong kereta dibelakangku, gerbong kereta itu terlempar entah kemana.

Aku merasa sangat sedih, karena pasanganku ada digerbong dibelakangku, aku sangat sedih, hingga sukar untuk melupakan kejadian tersebut. aku dan yang lainnya dibawa pulang oleh tim penyelamat yang segera datang ketempat kejadian. aku memohon kepada tim penyelamat untuk menemukan pacarku yang hilang,

Namun sudah satu tahun berlalu aku tidak mendapat kabar tentang pacarku, aku jalani hari-hariku dengan sepi, dan seperti orang yang sangat kehilangan, hari demi hari aku menunggu teleponku untuk berbunyi, hanya sedikit telepon yang masuk, dan itupun hanya telepon tagihan listrik, air ,dan lain-lain. Tak ada telepon tentang pacarku,

pada suatu malam, aku disuruh pergi berbelanja mie instant untuk makan, karena ibuku sedang tidak masak pada saat itu, aku diberi perintah ke supermarket terdekat, setelah selesai membeli aku pulang kerumah. Aku dapati pintu rumahku yang setengah terbuka tidak terkunci, dan aku masuk membuka pintu dengan perlahan dan melihat seseorang berpakaian hitam dengan celana hitam dan sebuah masker yang menutupi mukanya dan berlari keluar dengan kencang. Pada saat itu ibu dan ayahku sudah sangat tua, ketika ada orang masuk, ia sudah tidak bisa melawan, maling itu masuk dan mengambil beberapa barang-barang, dan membunuh kedua orang tua-ku yang sudah tua renta dan di depan kedua mataku! Maling itu lari keluar rumahku dengan kencang.

Aku ingin sekali mengejar maling itu tapi aku lebih memilih orang tuaku untuk diselamatkan, aku datangi kedua orangtua ku dengan cepat, “ayah, ibu ayo cepat ke rumah sakit, aku panggilkan ambulan untuk kalian”. Ayahku menjawab dengan pelan, dan menahan rasa sakit karena sebuah pisau menancap di perut beliau, “tidak usah nak, sebentar lagi nyawa kami akan dijemput, ayah hanya pesan, percayalah bahwa ia akan datang, pacarmu itu yang sering engkau ceritakan, dan siapapun ia ayah punya firasat ia orang baik, ayah telah merelakan hubunganmu dengannya”. Ibuku juga berkata “iya nak, walaupun pacarmua sudah tiada, relakan lah ia dan carilah pasangan yang baik, agar kau tidak menyesal nantinya, orang yang menjemputku telah datang, jadilah orang yang baik, kutunggu engkau diatas sana dengan muka gembira dan bahagia”. Malam itu aku menangis tersedu-sedu di sebelah kedua orang tua ku yang telah memejamkan matanya, yang tidak bisa bergerak kembali. Aku hanya duduk disebelah kedua orang tuaku sambil menunggu mobil jenazah datang membawa kedua orang tuaku.

Karena semua kejadian itu aku mendapat sedikit gangguan jiwa, hatiku sungguh tertekan, aku mengenal minuman keras pada masa itu. Kemudian aku mulai mabuk-mabukan, tagihan-tagihan tidak aku bayar tepat waktu karena mengutamakan mabuk-mabukan. Uangku mulai menipis karena terus mabuk-mabukan, aku menjadi hidup dijalan karena semua tagihan-tagihan memberatkanku. Rumahku kujual, tapi tetap saja, uangnya hanya untuk mabuk-mabukan, semakin hari uangku semakin habis, dan aku berfikir untuk mencari pekerjaan.

Satu Tahun berlalu.

Aku sudah melupakan pacarku karena aku terlalu banyak mabuk-mabukan. Suatu saat aku ingin mencari pekerjaan, tapi tidak di terima dimana-mana karena aku sering mabuk-mabukan. Aku menyesali perbuatanku, sempat aku berfikir bahwa tak ada lagi masa depan yang cerah, tapi aku ingin sekali untuk berubah, namun sangat susah untuk berhenti bagiku. Aku melakukan pengharusan diri untuk berhenti, aku buang minuman keras itu ke tong sampah, lalu pergi meninggalkannya, tapi nafsuku sudah tidak bisa terbendung lagi, aku ingin mengambil lagi minuman keras yang telah dibuang ke tong sampah karena aku tidak punya uang lagi untuk membelinya. Di perjalanan ke tong sampah itu, aku melihat ke seberang jalan, sebuah toko yang menjual alat-alat musik. sebuah benda yang tidak asing, lalu aku segera menghampirinya, warnannya coklat, ada lubang di tengahnya, dan ada 6 senar di atasnya.

Lalu aku jadi teringat dengan pacarku dan kejadian lalu-ku. Aku jadi sedih, dan aku sudah tidak ingin mabuk-mabukan lagi, dan aku tatap gitar itu dalam-dalam dan aku merasa sangat ingin memilikinya, dan aku lihat harganya ternyata murah, tapi sayang uang-ku sudah habis untuk mabuk-mabukan. Sebuah bisikan jahat muncul dibenakku untuk mencuri gitar itu. Aku melihat keadaan sekitar, dan setelah kosong, aku menjalankan aksiku mencuri gitar tersebut, dan lari sekencang-kencangnya. Lalu setelah jauh, ku coba untuk memainkannya. Pertama kali aku mencoba masih sumbang suaranya, setiap hari aku terus memainkan gitar itu. Aku mencoba untuk mengemis dengan bermain gitar, aku mendapatkan uang setiap harinya. Walaupun permainan musikku kurang bagus, tapi aku terus mengemis dan uang-uang itu aku tabung dengan penuh kesabaran.

Suatu hari, aku bertemu dengan pemilik toko yang gitarnya aku curi. Aku tertangkap oleh pemilik toko itu dan dihajar habis-habisan oleh orang setempat. Beruntungnya aku, aku hanya mendapat memar, namun aku merasa sedih karena aku sudah tidak mempunyai gitar.

Lalu aku teringat dengan uang tabunganku. Aku pergi mencari toko musik, dan mencoba membeli sebuah gitar yang paling murah di antara gitar-gitar lain, tapi uangnya masih belum cukup. Aku hanya memandangi gitar itu dengan penuh harapan untuk memilikinya. Kemudian seorang kakek-kakek sang pemilik toko musik itu menghampiriku, ia tersenyum padaku. Dan ia berkata "kau menginginkannya nak? berapa uang yang kau punya?" aku menunjukkan beberapa uang logam receh yang masih belum cukup untuk membeli gitar tersebut. Pemilik toko itu berkata kembali "jadi begitu ya? uang kamu tidak cukup? Ambillah gitar ini, untuk sisanya bayarlah dengan permainan gitar-mu", lalu Aku berkata "tapi, aku masih belum handal memainkannya". Pemilik toko itu berkata "tak masalah seberapa lambat jarimu memetik gitar, tak masalah seberapa kecil pengetahuan yang ada padamu tentang gitar. Musik bukan berasal dari otak, tapi musik berasal dari hati, cobalah bermain dengan menggunakan hatimu", lalu pemuda itu kembali berkata "Tapi...", dan pemilik toko itu memotongnya dengan cepat "jangan mengatakan kata tidak bisa, cobalah atau gitar ini tidak jadi kuberikan?", pemuda itu segera menjawab "baiklah-baiklah".






Lalu aku memainkan gitar itu, tapi suaranya sumbang, lalu pemilik toko itu berkata "hey, ingat, jangan pedulikan aku, bermainlah seperti bagaimana perasaan hatimu", lalu aku memainkan gitar itu sekali lagi, sambil memikirkan awal pertama kali aku mengenal gitar, yaitu mengenang pacarku pada saat bermain gitar, dan semua kenangan wisata itu, tanpa terasa, aku bagaikan kembali ke masa lalu, dan aku disadarkan dengan suara keras sebuah tepukan tangan dari tangan pemilik toko itu, aku tidak merasa telah memainkan sebuah lagu, aku berkata pada pemilik toko itu "tapi, aku belum memainkan sebuah lagu", lalu kakek itu berkata "begitulah musik saat kau mainkan dengan hatimu, kau sudah terbawa suasana hatimu yang membuat jari memetik senar-senar begitu saja. Terima kasih nak, kamu telah membuatku ingat bagaimana rasanya bermain dengan hati. Ambillah gitar ini, jangan biarkan musik-musik ini redup suaranya", Aku berkata lagi "terima kasih kek, terima kasih atas segalanya" lalu aku pergi meninggalkan toko musik itu dan memainkan gitar itu.

Setiap hari aku bermain disebelah toko musik itu karena aku lebih nyaman bermain disana, dan kadang-kadang aku mengunjungi toko itu ketika sepi. Belajar bermain gitar bersama pemilik toko itu, aku di ajari cara membaca tab dan diajari bagaimana memetik gitar dengan benar. Aku diberi tahu beberapa lagu, yang menjadi modal bagiku, dan ketika para pelanggan berdatangan aku langsung keluar untuk mengemis dengan gitarku.

Aku memainkan lagu-lagu yang barusan aku pelajari, dan hasilnya lumayan. orang-orang memberi beberapa uang. Uang itu aku tabung, untuk membeli senar baru untuk berjaga-jaga jika senarnya putus. Hari demi hari permainan gitarku menjadi membaik, aku mulai mencoba-coba membuat laguku sendiri. Tampaknya banyak orang berdatangan yang ke toko musik itu, dan orang-orang pulang dengan mendengar alunan musikku. Toko itu menjadi laris. Beberapa musisi terkenal mulai mengunjungi toko itu. suatu siang seorang musisi terkenal datang ke toko itu dan mendengarkan beberapa lagu yang kubuat. Ia lalu bertanya, “hey, itu lagu siapa ya? Kok indah sekali”, lalu aku menjawab “umpphh, terima kasih, maaf tapi ini lagu buatan saya”, “wow, hebat skali kamu, mau ikut denganku? Kukenalkan kamu ke seorang produser musik, mungkin kamu bisa dibuatkan rekaman lagu”, “owh, terima kasih, tapi sepertinya saya tidak tertarik”, “tidak tertarik ya? Bagaimana jika kubelikan sebuah gitar baru? Jika kau berhasil membuat rekaman”, “Baiklah!” aku menjawab dengan cepat.

Aku di ajak ke sebuah rumah yang megah dan indah. Taman-tamannya hijau, terdapat pancuran air mancur yang indah dengan tatanan bunga-bunga di halaman depan rumahnya.

Lalu ia mengetuk pintu, “permisi, ini saya jakk, pak produser ada?” ia berbicara kepada pelayannya, lalu sang pelayan menjawab “owh ada2, silahkan masuk, eh, tapi ini siapa yang bersama anda?”, jakk menjawab “ini teman saya, permisi” lalu kami masuk ke rumah megah itu. Didalamnya sungguh indah, rumah dengan lantai marmer berwarna krem dengan ruang tamu yang megah pula, dengan tv yang besar dan juga sofa-sofa yang kelihatan mewah dan empuk.
Ada dua tangga yang menuju atas yang mengitari ruangan itu dengan karpet di tiap-tiap anak tangganya, aku langsung naik bersama jakk, menuju sebuah pintu berwarna hitam dengan sedikit ukiran di pinggir pintunya, “tok!tok!tok!” jakk mengetuk pintu, dari dalam ruangan ada orang yang menjawab “masuk saja, tidak di kunci”, lalu kami pun masuk ke ruangan itu. Tampak seorang laki-laki yang ternyata dia adalah produser musik yang ingin dipertemukan dengan ku.

Ia sedang sibuk mengerjakan sesuatu di meja kerjanya, ia berkata “ada apa jakk?” tapi masih menengok kebawah kearah kertas yang ia kerjakan “ini, ada teman saya, yang mempunyai kemampuan gitar indah”, “hah? Mana?”, lalu aku maju selangkah seperti menunjukkan dirinya di depan produser. Ia terkaget2, “Hah? Siapa ini? Pengemis dilarang masuk, pergi sana”, lalu jakk berkata “pak, dengar dulu…”, pak produser memotong “halah, udah pergi, Keamanan!!! Usir pengemis itu keluar”, jakk membela “Tapi pak!”, produser itu tetap bersikeras “Diam! Lagi pula kenapa kamu panggil pengemis itu kesini, bajunya kumuh, celananya kumuh, mukanya juga kumuh”, “tapi ia jago main gitar pak, suaranya indah nan merdu” jakk membela, tapi malangnya, aku diseret keluar oleh keamanan, tapi jakk masih berbicara di dalam, produser itu menjawab jakk “halah, mana mungkin orang seperti itu jago main gitar, ada-ada aja kamu”, “Akh! Bapak liat dulu kemampuan dia baru boleh berbicara”, “Saya tidak ada waktu buat orang seperti dia!”, lalu dengan emosi jakk keluar ruangan itu, meninggalkan rumah dan mengejar saya. “hey, maaf ya yang dikatakan bapak produser tadi”, aku menjawab “yah memang benar kok yang dikatakan pak produser”, “enggak kok, bagaimana pun caranya, kemampuan kamu harus di manfaatkan”, aku menjawab “halah, udah g usah, orang seperti saya ini, g bisa apa-apa, saya juga sudah capek, saya mau kembali ke toko itu lagi”,”tenang2 sebentar dulu, gini deh, kamu mainkan beberapa lagu dulu di rumah saya dan makan terlebih dahulu, baru boleh pulang”, aku menerima tawarannya karena perutku sudah ber gemuruh meminta makan.

Aku di ajak kerumahnya, rumahnya cukup besar, tapi tidak sebesar rumah produser tadi, aku di beri hidangan yang lezat-lezat, aku baru merasakan ini sejak 2 tahun yang lalu, setelah makan, aku disuruh memainkan beberapa lagu, aku memainkan lagu-lagu buatanku dan menjadi kesukaanku. Tampaknya ketika aku bermain, tanpa disadari Jakk membawa sebuah alat perekam yang merekam semua lagu yang kumainkan, aku berjabat tangan dengannya. Ia berkata “terima kasih sudah mau meluangkan waktu” aku menjawab “sama-sama telah memberiku makanan yang lezat, yah mungkin kita sampai disini saja, sampai jumpa” aku pergi meninggalkan rumahnya dan kembali ke toko itu.

Dilain tempat si jakk kembali ke rumah produser itu dan membawa sebuah rekaman yang berisi rekaman lagu-laguku, lalu si jakk menyerahkannya ke produser, “Pak, anda tidak ingin mendengarkannya ia bermain kan? Ini cukup dengarkan rekamannya saja, aku rekam secara diam-diam dari-nya”, lalu produser itu menerima rekaman itu, dan mencoba memainkannya di pemutarnya, lalu ia terkejut, “Kamu jangan bercanda! Ini lagunya?”, “iya pak, makanya dengerin dulu baru bicara”, “Segera panggil orang itu kembali!”, jakk berkata “masa cuma saya? Bapak juga dong, sekaligus minta maaf ke dia, apa saja yang bapak katakan padanya”, “ya, baiklah”, lalu jakk dan produsernya datang ke toko musik itu, produser itu meminta maaf atas semua kejadian yang terjadi dan produser itu memintaku pergi ke studio untuk membuat rekaman, aku terima tawaran itu karena janji sebuah gitar masih ada.

Lalu aku diberi kesempatan sekali lagi memainkan lagu-lagu buatanku dan ternyata berhasil membuat semua orang di studio itu memejamkan mata sambil tersenyum karena lagunya yang merdu, indah dan terkesan slow, lalu aku berhasil membuat sebuah cd yang tampaknya langsung disebar ke seluruh radio dan juga para pendengar radio langsung banyak yang merespon baik kepada radio yang memutar lagu-laguku tersebut, dan aku di ajak main bersama jakk sebagai gitaris akustik di band-nya, aku menikmati dunia musik ini, namaku mulai melambung ke atas, dan aku memilih untuk menjadi gitaris solo, kemudian aku diajak untuk solo concert.




Dilain tempat pacarku ternyata sudah ditemukan, kecelakaan kereta itu mengakibatkan gerbong kereta pacarku terlempar jatuh ke bawah jurang dan menuju laut, gerbong kereta itu terus mengambang di laut sehingga terdampar di sebuah pantai dan tampaknya ia mengalami gegar otak yang mengakibatkan hilangnya ingatan. Ia pun dirawat oleh orang-orang desa terdekat, tampaknya orang-orang disana telah mengetahui bahwa ia bukan orang dari desanya karena kartu pengenalnya. Lalu penduduk desa itu memanggil polisi, dan pacarku di bawa kembali ke kota, lalu ia di rawat di rumah sakit.

Ia baru saja keluar dari rumah sakit setelah dirawat berbulan-bulan. Setelah ia sembuh dari luka-luka setelah kecelakaan itu, ia kembali kerumahnya. Ia di sambut haru dan di peluk oleh kedua orang tuanya yang masih ada dirumahnya.

Aku pada saat itu sedang tampil di sebuah concert yang menurut ku konser besar. Hanya aku sendiri bersama gitarku di depan kamera yang merekamku secara langsung dan juga ratusan orang yang menontonku di sebuah gedung megah yang bercorak mewah. Pada saat itu semua suasana menjadi hening, dan saat itulah saatnya kumulai petikan gitarku. Petikan pertama disambut oleh tepuk tangan seluruh penonton. Aku terus melanjutkan permainanku yang ku mainkan dengan sepenuh hati, tanpa menghiraukan orang-orang di sekitarku, hanya ada aku, kenanganku, dan gitar ini.

Pacarku sedang di rumah-nya. Secara tidak sengaja, ia melihat satu tayangan di TV, dan ia melihatku tampil membawakan lagu-lagu nan indah. Sayangnya, ia masih tidak ingat semua kejadian-kejadian yang baru saja ia alami. Tapi entah kenapa di hatinya ia ingin sekali ke tempat konser ku, ia mengambil sepedanya dan memutar pedalnya dengan kencang menuju gedung konserku. Tapi, penampilanku sudah selesai, dan aku sedang berjalan kaki untuk pulang karena menurutku lebih baik jalan kaki karena rumahku tidak terlalu jauh dan aku melewati sebuah taman yang indah ketika malam dengan lampu-lampunya yang menerangi seluruh taman. Tidak ada salahnya untuk berjalan kaki.

Lalu ketika aku berjalan menuju rumahku aku melihat sesosok orang yang sangat kukenal sedang mengendarai sepeda. Lalu entah kenapa, ia menekan rem sepedanya, dan berhenti tepat di depanku. Ia turun dari sepedanya dan menghiraukan sepedanya yang jatuh begitu saja. Begitu pula aku, aku sedang memegang gitar dan tanganku tiba-tiba lemas dan membiarkan gitar yang kupegang jatuh begitu saja. Tatapanku hanya terpaku pada satu orang dan tampaknya matanya juga terpaku padaku, aku melangkahkan beberapa langkah kaki kearah nya. Dengan cepat, ia berlari ke arahku dan langsung memelukku, ia berkata "aku rindu padamu. Aku terkena gegar otak, dan membuatku lupa semua kejadian yang ku alami, sekarang aku sudah ingat, kau adalah pacarku. Terima kasih, kau telah menyembuhkanku, bukan hanya dari hilangnya ingatan-ingatanku, tapi dari hatiku yang sakit. Hatiku yang perih karena rasa hilang yang terlalu dalam dihatiku, tapi sekarang aku sudah bertemu dengan mu lagi. Satu lagi kata yang terlupakan. Aku sayang padamu." aku hanya terdiam dan menahan air mata yang mulai memenuhi kelopak mataku dan berlomba-lomba ingin keluar dari kelopak mataku.

Malam itu aku sangat bahagia. Aku banyak bercerita dengannya di taman yang kuceritakan tadi. Aku telah menemukan kembali sosok yang dulu pernah ada dan tiba-tiba menghilang, dan kami pulang dengan perasaan haru di tengah angin malam yang berhilir lembut dan dibawah sinar rembulan yang terang benderang.

By:Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Cinta Tidak Butuh Alasan

Pada suatu ketika, ada pasangan suami istri yang baru saja menikah.

Suatu hari sang istri bertanya, "Apa yang kamu suka dari diriku ini, yang membuatmu jadi cinta kepadaku?". Sang suami menjawab "mmm aku tak tau". Kemudian sang istri membalas "Apa berarti kamu tidak mencintaiku lagi?", sang suami merasa ketakutan dan mulai berpikir, kemudian menjawab lagi "Karena wajahmu yg cerah dan terlihat cantik, matamu yang indah, dirimu yang pintar, gaya bicaramu yang lucu, kamu yang berkecukupan"

Beberapa tahun kemudian sang istri jatuh sakit dan menjadi koma. sang suami menemaninya siang dan malam dengan tulus. kemudian sang suami berkata kepada istrinya yang sedang koma, "Jika kamu bisa mendengar, aku ingin kamu tau, sekarang wajahmu menjadi pucat pasi, tak cantik lagi seperti dulu, matamu tak indah lagi karna tertutup terus, kamu yang tidak bisa melakukan apapun dengan kepintaranmu, gaya bicaramu tak lagi lucu karena kau hanya membisu, dan kita sekarang sudah hampir miskin demi membayar uang pengobatanmu. Karena itu, sayang, aku mencintaimu dengan tulus, dengan tanpa alasan apapun"

by: Blue (Adam)
(Adhimas Aulia Muhammad)

Cinta Sejati

Cinta..
Pernahkah merasakan hidup tanpa cinta?
dimana dunia terasa buta
tanpa sedikitpun warna

Cinta itu misterius
Membuat seseorang menjadi ambisius
namun dapat membuat seseorang menjadi kalah
karena kegagalannya

Cinta itu Indah
walaupun dapat membuat kita gundah
Cinta tak pernah terbatas oleh ruang dan waktu
Cinta tak bisa dihitung

Cinta itu buta
Kita bisa berbuat apa saja demi cinta
Walaupun bisa menancam kita
tapi semua itu demi cinta

Cinta itu bebas
Cinta berada di sekitar kita
Walaupun terkadang cinta itu membelenggu
Namun, itulah cinta

Takkan hilang cinta dibunuh
Takkan hilang walaupun 100 tahun lamanya
Takkan hilang walaupun telah berbeda dunia
Jika memang itu adalah Cinta Sejati

By: Blue (Adam)
(Adhimas Aulia Muhammad)
Minggu, 21/06/2009, 20.35-20.50

Sang Permaisuri

Betapa lambatnya waktu berjalan
tapi hanya saat itu, ketika dilakukan
Waktu seperti berhenti berputar
Ketika seorang anak telah gagal mendapatkannya

Padahal, sudah lama kita bertemu
Kita bersenda gurau
Kita tertawa
Menghibur duka bersama

Namun sekarang berbeda
Ketika anak itu menyatakan perasaannya
Pecahlah perasaannya
Hilanglah semangatnya

Walaupun dia tidak menjawab sang anak
tapi, itu menyakitkannya hingga merasa sesak
di hatinya yang telah retak
bersama retaknya semangatnya

Sang anak kembali merasakan sakit
yang luar biasa sakit
sang anak tidak bisa bangkit
membuat semangat kembali

karena telah gagal
mendapatkan dirimu
wahai permaisuri

By: Blue (Adam)
(Adhimas Aulia Muhammad)
12 Maret 2009, 7.10 - 7.20

Harapan yang Tidak Pernah Tercapai

seorang anak
yang hidup penuh kesengsaraan
namun dihatinya mengalir benih-benih cinta
yang dialirkan oleh seorang gadis cantik jelita
sang anak hanya mampu berharap
walaupun ada gunung everest
tidak setinggi harapan


sang anak
yang berharap mendapatkan sang permaisuri dihatinya
sang anak selalu memikirkannya
namun, tak sedikitpun terpikir sang anak
oleh permaisuri

kejamkah dunia ini
hingga membuat sang anak sengsara
anak tak bersalah
yang mengharapkan sang permaisuri setinggi melebihi apapun

apakah keadilan dunia sudah tidak ada
sang anak hanya ingin permaisuri menjadi miliknya
tapi hal itu tidak dapat tercapai
karena sang permaisuri dengan kejam mengecamnya

dengan kata biasa tapi bagaikan jarum yang menusuk hatinya
sangat dalam
hingga membuat sakit yang tiada tertahankan
menyakitkan

melebihi sakit tertusuk panah
peluru
meriam sekalipun

anak hanya menjadi sang punduk merindukan bulan
selamanya tidak mendapat seorang belahan jiwanya
yang rela menjadi bagian dari jiwanya

walaupun sang anak buruk rupa
tak ada seorang permaisuri yang ikhlas dan rela
menjadi miliknya sepenuh hati


kejamnya dunia ini
hingga membuat seorang anak sengsara
tak pernah sedikit pun
ia menyinggungkan senyum dibibirnya dengan ikhlas dan senang
yang ada hanya tersenyum paksa dibalik kesedihan yang mendalam
melebihi dalam lautan terdalam di dunia ini

By: Blue (Adam)
(Adhimas Aulia Muhammad)
7 Maret 2009, jam 4.20 - 4.32

Serdadu-serdadu Kecil

Serdadu-serdadu kecil menuruni bukit
Menghentakkan kaki-kaki mungilnya di atas aspal panas
Berjalan membawa barang-barangnya
Muka polos lemah lembut saat pertama tiba
Tanpa pikirkan tantangan yang menghadang

Pasukan-pasukan datang menjemput
Dengan penuh sapa menyambut salam
Sangat lembut...
Hingga tak terpikir tindakan yang akan dilakukannya

Sebuah hentakan yang keras mengawali semuanya
Semua senyuman itu berubah seketika
Mengawali sekaligus menyadarkan kita ada disini
Disini untuk berubah

Semua latihan itu bukan hanya untuk mengisi
Tapi latihan yang penuh arti
Merangkak di atas tanah
Menaiki jaring berlubang
Meluncur dari ketinggian
Dan semua itu bukan permainan
Tapi latihan

Dikala hujan turun
Semangat kami tidak gentar
Dikala panas terik menyerang
Semangat kami tidak meleleh
Dikala dingin menyerbu
Semangat kami tidak kaku

Semua itu menyadarkan kami
Masalah ada untuk dihadapi
Tantangan ada untuk dilewati
Dan alam bukan pengacau
Tapi alam adalah sahabat

Dan yang paling terpenting
Kita bukanlah aku
Tantangan ini kita lewati bersama
Masalah ini kita hadapi bersama

Masalah, tantangan, ketakutan
Bukan ada untuk memecah belah kami
Masalah, tantangan, dan ketakutan
Adalah menyatukan kita bersama
Agar kita menjadi satu
Satu kesatuan
Angkatan delapan.

By:Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)
P.S : Puisi habis bimensi 9

Puisi Untukmu

Ibu,
Mungkin puisi ini tidak bisa membalas segala jasamu
Mungkin puisi ini tidak bisa membalas waktumu
Dan mungkin puisi ini tidak bisa membalas kepenatanmu
Tapi ku coba untuk membalas semua yang engkau berikan
Walaupun hanya setitik noda yang ku hilangkan
Tapi, aku mohon, bacalah puisi ini sejenak

Ibu,
Ingat? dikala kecil kau mengusap-usap dahiku
Kau mengangkat tubuhku yang baru lahir ini
Kau taruh di pangkuanmu dengan lembut
Dan penuh rasa kasih sayang

Ibu,
Ketika kami masih bersama
Bermain bersama ayah dan bercanda ria
Memainkan mainan kereta mungilku
Dan kau ajak aku bermain bola tangkap

Ibu,
Aku ingat ketika kita masih di desa
Kau ajakku untuk berhemat
Tapi aku lebih senang hidup seperti dulu
Ketika kau banyak meluangkan waktumu untukku

Ibu,
Aku tau sekarang aku sudah beranjak dewasa
Aku lebih memilih bermain bersama teman-temanku
Daripada bermain bersama engkau

Ibu,
Aku tau engkau sedih
Karena bayi yang engkau pegang dan engkau belai
Sekarang sudah beranjak dewasa
Aku sudah harus belajar untuk berpisah dikemudian hari
Aku sudah harus belajar untuk hidup sendiri

Ibu,
Walaupun terkadang
Kata-kata perintah dan laranganmu membuatku kesal
Tapi ketika kau tak ada
Aku merasakan kerinduan yang mendalam
Di dalam hatiku

Ibu,
Aku tau ketika kau bilang aku harus mandiri
Ibu sedang mengucapkan kata-kata yang menyakitkan
Karena ibu tau
Suatu saat
Bayi itu tidak akan ada di rumah lagi
Bayi itu hanya akan ada setiap lebaran dan hari-hari libur lainnya

Ibu,
Aku mohon satu hal
Mungkin tiba saatnya
Saat ketika kau meninggalkan bumi ini
Saat kau kembali ke pangkuan ilahi
Yakinkan aku
Bukan hanya jasadmu yang ada di liang kubur
Tapi Jiwamu yang masih ada di hatiku

Ibu,
Pada hari ini
Aku ingin kita berkumpul bersama
Di sebuah meja makan berwarna coklat tua
Dan yakinkan bahwa kita masih bersama
Bahwa kita masih ada
Dalam sebuah ikatan
Bernama keluarga.
Terima kasih atas segalanya

Selamat Hari ibu 22 Desember 2009

By:Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)
P.S : puisi waktu hari ibu

Salam Dari si Mulut Besar

Aku menulis ini karena tak tahu Lingkungan sekitarku
Aku bukanlah sesuatu yang berarti disana
Aku hanyalah seseorang yang bermulut besar
Yang hanya bisa berbicara tanpa bertindak

Mungkin bagi sekitarku aku hanyalah semut kecil
yang akan mati setelah terinjak kerasnya pijakan mereka
Aku tak berarti disana
Mereka jauh lebih baik dariku

Tapi entah kenapa mereka tetap menyapaku
Entah kenapa mereka tetap tersenyum padaku
Bukan aku yang baik pada mereka
Tetapi mereka yang terlalu baik padaku

Aku telah menyalah gunakan senyuman mereka
Aku telah berbuat onar di sekitar mereka
Padahal mereka yang mengulurkan tangannya padaku
Agar aku dapat menyamai derajat mereka

Karena perbuatanku
Kekompakan mereka goyah
Aku telah sadar
Semua ini salahku

Ku bingung untuk menyatukannya kembali
Kucoba satu cara
Aku mulai menjauhi mereka
Tapi entah kenapa
Aku susah menjauhi mereka

Karena sekali lagi
Mereka yang sangat baik untukku
Mereka tak salah
Tetapi aku yang salah

Yah, aku adalah sesorang yang bermulut besar
Yang selalu berbicara tanpa bertindak

Mungkin yang bisa kulakukan hanya ini

Terima kasih atas kebaikan kalian selama ini
Maafkan saya jika saya banyak bersalah

Tetaplah menjadi kompak
Tetaplah menjadi yang terbaik
Tetaplah menjadi satu kesatuan
Yaitu kesatuan Angkatan Delapan....

By:Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

Ketika Hati Dipisahkan

mengapa dari dulu
saya harus dipisahkan oleh dua samudera oleh dia?
mengapa adam dan hawa harus dipisahkan ketika turun ke bumi?
apakah saya harus menunggu hingga kiamat datang?

apakah saya justru ditunggu oleh kiamat?
walaupun adam dan hawa dipisahkan segitu jauhnya dan saling mencari
tapi tidak seperti saya yang mencari cinta setulus hati tanpa melihat dari luar
dan mencari dari dalam dengan tulus dan ikhlas

walaupun hingga sekarang
saya belum menemukan pecahan dari tulang rusuk
tapi saya akan mencari walaupun harus melewati 7 samudera
walaupun hingga titik darah penghabiskan

walapun harus menahan sakit yang tiada terperi
tapi... demi dia aku akan hidup dihatinya
selamanya... walaupun aku tiada di dunia ini
tapi aku akan tetap hidup di hatinya

sebagai cinta sejati yang tidak pernah hilang oleh dimensi dan waktu
selamanya...
selamanya...


by: Adam
(Adhimas Aulia Muhammad)
6 Maret 2009, 20.50 - 21.02

Kenangan pedang maya

Wahai teman-temanku
Teman seperjuanganku
Teman ku yang selalu bersama ku
Bersama ku merebut kastil-kastil
Ketika kita buka komputer cepat-cepat saat jam 6
menungguku tuk ikut berperang

Teman-temanku
Ku ingin engkau tau
aku tidak bermain denganmu lagi
Hanya sampai disini
perjalananku berhenti

Wahai teman-temanku
mungkin kau sedih di depanku
dan mungkin kau senang di belakangku
apapun yang ada di benakmu
ku hanya ingin mengucapkan padamu
permohonan maaf atas kesalahanku
kesalahan-kesalahanku saat ku bermain denganmu

Wahai temanku
Saatnya ku untuk pergi
ke dunia baru yang sudah menanti
Jaga diri kalian baik-baik
walaupun ku tak bermain lagi
aku ingin hubungan kita tak berhenti sampai disini
kita tetap sahabat
walaupun tidak di dunia game
tapi kita tetap berteman di dunia asli
Wahai teman-temanku

Akhir kata dariku
Mohon maaf yang sebesar-besarnya
Terima kasih yang setulus-tulusnya
atas semua kesalahanku
atas semua pengorbananmu
Tinggal satu kalimat yang belum kuucapkan
Selamat Tinggal.

By:Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)
P.S kenangan pensiun main game