Hal Yang Paling Indah

Suatu Hari aku bertanya2 pada diri sendiri, apa sih hal yang paling indah?
lalu aku berfikir.
Hmm... Apa mungkin dengan menamatkan game aku bisa mendapat hal yang paling indah?
dan aku pun mulai bermain game sejak hari itu, aku terus bermain dari pagi sampai malam.

Orang tua ku cemberut melihat aku terus bermain game, tapi aku tidak memperdulikannya aku tetap fokus pada game, aku terus bermain dengan serunya tanpa henti dan tanpa menghiraukan orang tua-ku, ketika malam tiba orang tua ku mengajak makan malam bersama di ruang makan, tetapi dengan cepat aku langsung mengambil makanan dan membawanya ke depan game dan dengan cepat aku makan sambil bermain game.

Hari- hari ku berlalu dengan cepat karena aku terlalu banyak bermain game, dan nilai ku semakin turun, seperti air yang mengalir dengan cepat menuruni bukit, pada hari itu aku berhasil menamatkan game tetapi ada sesuatu yang aneh, aku tidak merasakan apapun tentang hal yang indah , malah sebaliknya aku merasa menyesal nilai ku terus turun, dan orang tua ku semakin cemberut.

Lalu aku berfikir "apa mungkin dengan mendapat juara kelasi aku bisa mendapat hal yang paling indah?"

aku terus belajar hari demi hari, nilai ku semakin naik bagaikan burung yang terbang ke angkasa, tetapi orang tua ku masih mengira aku masih bermain game, orang tua ku terus cemberut.

hari demi hari aku semakin merasakan aku bisa mendapat juara kelas, seminggu lagi ujian sekolah dan orang tua ku masih mengira aku masih bermain game.

Aku terus belajar dengan giat, dan dengan optimis aku terus belajar.

pada pagi hari sebelum ujian sekolah, aku bilang pada orang tua-ku, "ayah, ibu do'a kan aku, agar aku bisa mendapat juara kelas", ayah dan ibuku lalu menyalami ku, dan aku pergi kesekolah, pada waktu ujian aku mengerjakan soal dengan optimis, soal demi soal aku jawab dengan cepat, dan aku merasa optimis mengerjakan soal ujian ini.

3 minggu kemudian

hari ini adalah pengumuman nilai ujian dan juara kelas, orang tua ku menyaksikan ku pada saat pengumuman.
pada saat dibacakan siapa juara kelas, aku optimis akan mendapatnya, pada saat dibacakan, juara 3 bukan namaku, lalu juara 2 juga bukan namaku, didalam hati aku bicara "aku pasti juara 1" , dan saat dibacakan "dan Juara 1 adalah...", jantungku berdetak kencang,tetapi... setelah dibacakan namanya aku terkaget-kaget ternyata itu bukan namaku, aku langsung kecewa rasanya aku ingin menangis, aku telah belajar begitu giatnya, tetapi tetap aku bukan juara kelas, lalu aku datang ke orang tua-ku , "ayah,ibu maafkan aku, aku bukan juara kelas", lalu ayah-ku mengusap2 rambutku dan dia berbicara padaku "nak, tidak papa kamu bukan juara kelas, kamu telah belajar dengan giat, dalam hati bapak juara kelas bukanlah yang terpenting, tapi perjuangan-mu telah menjadi juara di hati ayah, kami berdua tau perjuangan kamu, mungkin kamu tidak tahu, tapi kami berdua tau" dan saat itu kedua orang tua ku tersenyum, dan sekarang aku sadar hal yang paling indah adalah ketika aku melihat sebuah senyuman di bibir kedua orang tua-ku.

By: Black(Ozzy)
(Azhar Rhozaq A)

0 comments:

Post a Comment